INDIVIDU DAN MASYARAKAT

1. Pengertian Individu

      Individu berasal dari kata latin (individium) yang artinya "tidak dapat terbagi". Maksudnya bahwa manusia merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain (Allport:T.T). Sementara menurut Soedirman Kartohadiprodyo, individu adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang dalam dirinya dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, ras, dan rukun. Setiap individu lazim memiliki ciri – ciri khas yang melekat (built in) dalam dirinya, sehingga memberikan identitas khusus, yang disebut kepribadian.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku individu adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor ekstern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Ahmadi, 2004:27)

2. Pengertian Pertumbuhan
  
      Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain. Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan fungsi fisik yang murni.
      Sehingga dapat diartikan bahwa pertumbuhan juga berada pada tahapan perkembangan. Tetapi tidak semua perkembangan bisa dikatakan pertumbuhan. Karena perkembangan terbatas pada proses involusi, dimana individu mengalami penurunan dan perusakan ketika sudah berada pada puncaknya hingga menuju kematian. Sedangkan pertumbuhan menyangkut proses evolusi, yang terus menuju kesempurnaan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kaki, dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

4. Tahap Pertumbuhan Individu Secara Sikologis
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi:
  1. Masa vital yaitu dari usia 0 sampai kira-kira 2 tahun.
    pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hak dalam dunianya. Untuk masa belajar, freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Pada tahun kedua anak telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan maka anak akan mulai belajar menguasai ruang.
  2.  Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
    pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Perkembangan anak yang terutama adalah fungsi pancainderanya. Pada masa ini indera masih peka, karena itu montessori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk melatih penca inderanya.
  3. Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
    Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama (masa estetik), maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelumnya. Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa pueral. Sifat-sifat anak pada masa pueral ini memiliki sifat-sifat yang khas, yang pertama adalah ditujukan untuk berkuasa (menimbulkan tingkah laku dari perbuatan yang ditujukan untuk berkuasa), yang kedua adalah tingkah laku ekstrovers yaitu perbuatan yang berorientasi ke luar dirinya (ingin menyaksikan keadaan-keadaan dunia di luar dirinya).
  4. Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
    Merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena mempunyai sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya, dan ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi yang dewasa. Pada dasarnya masa ini masih dirinci ke dalam beberapa masa, yaitu masa praremaja (menunjukkan suatu masa pueral yang singkat dan ditandai dengan sifat-sifat negatif sehingga disebut juga masa negatif), masa remaja (sebagai gejalanya adalah merindu puja, dan pada fase ini, untuk pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialami pada masa-masa sebelumnya), dan masa usia mahasiswa (pemuda yang berusia 18 s.d. 30 tahun, dan dikelompokkan pada masa remaja akhir sampai dewasa awal / dewasa madya, dan pada mahasiswa ini banyak terdapat idealisme yang realistik yaitu yang dapat diterapkan dalam tindakan.)
 5. Pengertian Keluarga dan Fungsi Keluarga
  • Pengertian Keluarga

    Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta yaitu  “kulawarga” “ras” dan “warga” yang berarti anggota adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.    Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
  • Fungsi Keluarga

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), keluarga memiliki delapan fungsi, yaitu:
  1. Fungsi Agama
    Yang dimaksud fungsi agama, keluarga adalah tempat penanaman nilai-nilai keagamaan, dan sekaligus pemberian identitas agama pada setiap anak yang lahir. Nilai-nilai agama harus diberikan, diajarkan, dipraktikkan di dalam kehidupan keluarga. Dengan demikian semua anggota keluarga bisa mendapatkan pondasi yang sangat kokoh berupa kehidupan beragama yang didapatkan sejak dari dalam rumah.
  2. Fungsi Sosial Budaya
    Keluarga adalah tempat pertama kali semua anggotanya mendapatkan pengertian dan penanaman nilai-nilai sosial budaya yang ada di tengah masyarakat. Sikap hidup, tata nilai, etika, sopan santun, budi pekerti yang sudah menjadi milik masyarakat, didapatkan dan ditanamkan sejak awal dalam kehidupan keluarga.
  3. Fungsi Cinta Kasih
    Keluarga harus menjadi tempat untuk menumbuhkan dan menyemai rasa cinta dan kasih sayang di antara semua anggotanya. Jika anak-anak mendapatkan suasana cinta dan kasih sayang dalam keluarga, mereka akan tumbuh menjadi manusia yang penuh cinta dan kasih sayang. Hal ini akan menjadi modal besar bagi semua anggota keluarga untuk mengembangkan sikap cinta dan kasih sayang dalam kehidupan yang lebih luas.
  4. Fungsi Perlindungan
    Keluarga harus menjadi tempat yang aman, nyaman dan menenteramkan semua anggotanya, karena adanya suasana saling melindungi. Semua anggota keluarga merasa tenang, aman dan damai, karena merasa terlindungi. Tidak ada tindakan diskriminasi, kekerasan, pemaksaan kehendak, yang membuat ada anggota keluarga merasa terancam dan tidak aman.
  5. Fungsi Reproduksi
    Keluarga adalah satu-satunya sarana yang sah dan halal untuk mengembangkan keturunan. Melalui keluarga, muncullah anak sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Dalam kehidupan keluarga, salah satu tujuan utama adalah mendapatkan keturunan. Hal ini tidak bisa didapatkan secara sah dan halal, jika tidak melalui proses pernikahan dan pembentukan keluarga.
  6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
    Keluarga juga harus menjadi tempat semua anggotanya untuk bersosialisasi satu dengan yang lainnya, berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat dan produktif. Keluarga juga menjadi tempat pertama kali diberikannya pendidikan bagi semua anak. Dalam kehidupan keluarga, proses pendidikan berjalan dengan sangat efektif karena interaksi yang terjadi dengan sangat intesif.
  7. Fungsi Ekonomi
    Keluarga akan kokoh apabila ada kecukupan dari segi ekonomi. Kesejahteraan keluarga memiliki andil cukup signifikan dalam menciptakan keutuhan, keharmonisan, kelanggengan dan kebahagiaan keluarga. Maka harus ada proses pemberdayaan ekonomi dalam keluarga yang bisa melibatkan semua anggotanya secara proporsional.
  8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
    Keluarga memiliki peran untuk membina lingkungan masyarakat dan lingkungan alam sekitar. Keluarga tidak boleh eksklusif yang tidak mengenal tetangga dan masyarakat di sekitar. Demikian pula keluarga harus peduli dengan kelestarian lingkungan alam yang dimulai dari dalam kehidupan sehari-hari.

6. Pengertian Masyarakat dan Penggolongan Masyarakat
  • Pengertian Masyarakat
    Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. 
Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli

1. Menurut Selo Sumarjan (1974) Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
2. Menurut Koentjaraningrat (1994)Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

3. Menurut Ralph Linton (1968) 
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.
4. Menurut Karl MarxMasyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
5. Menurut Emile DurkheimMasyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

6. Menurut Paul B. Horton & C. HuntMasyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut
  • Golongan Masyarakat
Masyarakat Tradisional    Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Jadi, masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang hampir seragam.
Masyarakat Modern    Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Bagi negara-negara sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Pada umumnya masyarakat modern ini disebut juga masyarakat perkotaan atau masyarakat kota.
Masyarakat Transisi    Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.    Ciri-ciri masyarakat transisi adalah : adanya pergeseran dalam bidang pekerjaan, adanya pergeseran pada tingkat pendidikan, mengalami perubahan ke arah kemajuan, masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan zaman, tingkat mobilitas masyarakat tinggi dan biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.

7. Hubungan Individu, Keluarga dan Masyarakat
    Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar